Serius PBB Desak Negara Urus Ancaman Lebih Ngeri dari Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang KTT perubahan iklim COP26, PBB mulai menyerukan kepada negara-negara terkait untuk meningkatkan pendanaan bagi negara-negara berkembang. Dana ini nantinya digunakan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Perubahan iklim dampaknya diyakini lebih mengerikan dari pandemi Covid-19.

Adaptasi iklim berarti menyesuaikan dengan dampak perubahan iklim saat ini dan mempersiapkan dampak yang diprediksi di masa depan.

Pendekatan ini sangat penting di negara berkembang, yang lebih rentan terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, dan kebakaran hutan.


Badan perdagangan dan pembangunan PBB (UNCTAD) mengatakan upaya keliling dunia diperlukan untuk mengatasi krisis iklim. Fokusnya membantu negara-negara miskin beradaptasi dengan perubahan cuaca.

"Perubahan iklim tidak memiliki batas. Jadi strategi kami untuk beradaptasi dengannya harus dikoordinasikan secara global," kata kepala UNCTAD Rebeca Grynspan kepada wartawan, dikutip dari AFP, Kamis (28/10/2021).

"Menyelaraskan ambisi dan tindakan akan membutuhkan ... upaya bersama di tingkat multilateral untuk memastikan pendanaan yang memadai bagi negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan dampak memburuk dari peristiwa perubahan iklim yang terus meningkat," tambahnya.

Menurut UNCTAD, biaya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim di negara berkembang dapat mencapai US$ 300 miliar pada tahun 2030 dan, jika target mitigasi tidak terpenuhi, hingga US$ 500 miliar pada tahun 2050.

Namun, tingkat pendanaan saat ini kurang dari seperempat dari jumlah yang diperkirakan untuk tahun 2030. Laporan tersebut memperingatkan jika mengandalkan keuangan swasta, program ini tidak akan melayani negara-negara yang paling membutuhkannya.

UNCTAD juga menyerukan penghapusan utang dan restrukturisasi untuk negara-negara berkembang dan untuk meningkatkan ketersediaan modal bagi bank-bank pembangunan multilateral.

Ekonom PBB mengatakan modal ini dapat dibiayai oleh obligasi hijau atau dengan realokasi subsidi dari bahan bakar fosil. Menurut PBB, kerugian ekonomi akibat bencana iklim secara proporsional tiga kali lebih buruk di negara-negara berkembang daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Konferensi perubahan iklim COP26 baru akan digelar pada Minggu (31/10/2021) di Glasgow. Pertemuan disebut-sebut sebagai kesempatan terbaik untuk membalikkan bencana perubahan iklim sebelum terlambat.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

0 Response to "Serius PBB Desak Negara Urus Ancaman Lebih Ngeri dari Covid"

Post a Comment