Kelas Pekerja Sikapi Partai Buruh Takut Manis di Awal

Jakarta, CNN Indonesia --

Sebelas elemen serikat buruh resmi mendeklarasikan pendirian Partai Buruh pada pada 4-5 Oktober di Hotel Grand Cempaka, Jakarta. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal secara resmi terpilih menjadi Ketua Umum Partai Buruh 2021-2026.

Iqbal mengklaim partai ini akan memperjuangkan hak-hak buruh. Ia mengklaim Partai Buruh bukan hanya didukung oleh kelas pekerja, namun juga telah mendapat dukungan dari elemen masyarakat sipil lain, seperti petani, nelayan, guru honorer, hingga organisasi gerakan perempuan.

Meski begitu, sejumlah buruh yang ditemui CNNIndonesia.com masih menyimpan kekhawatiran atas pendirian partai itu. Beberapa di antara mereka bahkan mengaku partai buruh belum, bahkan ada pula yang menjawab tidak dibutuhkan.


Riski (24) misalnya, buruh pabrik otomotif di kawasan Pulogadung itu menyebut belum adanya urgensi pendirian partai buruh. Ia menilai, partai buruh akan sama seperti partai-partai lain yang mengobral janji di awal.

"Perlu enggak perlu sih itu. Masih belum butuh sih. Saya takutnya omongan di awalnya yang manis. Enggak tau nanti faktanya gimana," kata Riski kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/10) siang.

Riski bahkan tidak tahu jika ada deklarasi partai buruh. Ia pun juga tidak mengenal nama Said Iqbal.

"Enggak tau ada deklarasi [partai buruh]," ucapnya.

Suara Arus Bawah Buruh soal Partai BuruhRiski yang menjadi pekerja di Pulogadung khawatir kelahiran Partai Buruh nantinya hanya manis di awalnya saja. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Senada dengan Riski, buruh pabrik interior mobil di Bekasi, Abdul Wahab juga merasa acuh tak acuh atas kehadiran partai yang mengatasnamakan kelas pekerja seperti dirinya. Ia khawatir, pendirian partai itu hanya akan menguntungkan segelintir pihak.

Di satu sisi, Riski lebih percaya kepda serikat yang memang berkomitmen memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Saat ini, Abdul juga tergabung sebagai anggota Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) di bawah pimpinan Nining Elitos.

"Sekarang kebanyakan, partai aja banyak yang ngomongnya manis-manis. Gitu kan. Manis-manis, kalau udah jadi ya enggak tau. Kadang gitu loh. Saya serikat mandiri aja," kata Abdul kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/10).

Suara Arus Bawah Buruh soal Partai BuruhAbdul Wahab yang menjadi pekerja di Bekasi mengaku sejauh ini masih lebih percaya serikat yang memperjuangkan nasib buruh. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Ada yang skeptis terhadap kelahiran partai buruh, ada pula yang menunggu gebrakan apa yang akan dikeluarkan partai mengatasnamakan kelas pekerja tersebut.

Mereka yang menunggu berharap Partai Buruh memang akan memperjuangkan hak-hak kelas pekerja, terutama terkait omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker) yang dinilai tak berpihak pada buruh.

Pendapat buruh tentang itu ada di halaman selanjutnya.

Menunggu Gebrakan Partai Buruh Bukan Sekedar Omong BACA HALAMAN BERIKUTNYA

0 Response to "Kelas Pekerja Sikapi Partai Buruh Takut Manis di Awal"

Post a Comment